Senin, 19 November 2012

Tips : Membangun Tim Kerja

Tim : Ibarat kumpulan Warna
Menciptakan sebuah “teamwork” adalah suatu tantangan tersendiri. Pertanyaan pertama adalah Anda bekerja dalam sebuah tim atau grup? Masing-masing memiliki tujuan tersendiri. Biasanya sebuah tim merujuk pada pembagian tanggungjawab dan diantara mereka terjadi saling ketergantungan untuk setiap informasi, jasa atau produk yang mereka hasilkan masing-masing menuju sebuah tujuan bersama.

Dalam grup, manajernya adalah orang nomor satu, sedangkan anggotanya mengerjakan tugasnya sendiri-sendiri tanpa ada ketergantungan dengan anggota yang lain, mungkin juga ada kebijakan bersama tapi tidak seperti pada sebuah tim. Anda tidak bisa menyamakan antara grup dan tim. Maka tentukanlah lebih dulu dengan siapa Anda bekerja saat ini, dengan sebuah tim atau sebuah grup dan bertindaklah mulai dari sana.


1. Bangunlah pondasi dulu dalam membangun sebuah rumah. Berdasarkan pengalaman saya, sebuah tim yang sukses menghabiskan banyak waktu dalam tahap ini untuk membagikan wewenang dan tugas. Anda mungkin bisa memulai dengan menentukan tujuan dari tim, fungsi masing-masing berhubungan dengan tujuan usaha, tujuan terpendek dari tim yang harus segera dicapai. Setiap anggota memiliki perspektif sendir-sendiri maka jangan berharap mereka punya visi yang sama sebelum ada diskusi.

2. Buatlah mereka sadar bahwa ada 4 fase dalam suatu proses perkembangan, yakni : forming, storming, norming dan performing. Jelaskan bahwa kemajuan sebuah tim tergantung dari banyak factor seperti turnover dan perubahan. Tanyakan pada tim saat ini merka dalam fase yang mana dan hal-hal apa saja yang diperlukan agar bisa meningkat ke fase berikutnya.

3. Rangsanglah tim Anda. Anda dapat melakukukannya dalam berbagai cara. Salah satunya dengan mengadakan survey untuk mencari data tentang bagaimana perasaan seorang anggota dengan tugas dan fungsinya berhubungan dengan tim serta interaksinya dengan yang lain. Survei itu termasuk komitmen, kepercayaan, komunikasi dan penyelesaian terhadap konflik yang terjadi. Gunakan survey tersebut untuk mengevaluasi kemajuan tim dan perkembangan prioritas tim. Cara lainnya adalah dengan mengadakan diskusi secara periodic tentang hal-hal apa saja yang sudah dikerjakan dan bagian mana yang belum. Tidak harus formal, percakapan informal malah bisa membuat tim saling terbuka.

4. Lakukan penilaian untuk mengidentifikasikan sikap dan gaya kerja setiap anggota tim. Penilaian ini menjelaskan tentang hal-hal yang disukai dan tidak disukai dari setiap anggota, kontribusi mereka terhadap tim, dan hal-hal lain yang dapat memberikan informasi sehingga melakukan Adaptasi dan kerjasama dengan lebih efektif . banyak orang merasa terbantu dengan cara ini sehingga sangat penting untuk meningkatkan rasa saling pengertian dan komunikasi.

5. Bersikaplah proaktif. Jangan menunggu sampai ada konflik untuk membuat suatu piagam kesepakatan. Kesepakatan ini berisi tentang aturan main dan batas-batas sikap yang menjelaskan tentang harapan dan mengklarifikasikan tentang sikap apa yang bisa diterima dan tidak Jelaskan bahwa kesepakatan ini selalu bisa diamandemen, pastikan setiap orang memiliki salinannya. Igatkan hal ini secara teratur dan terapkan hal ini pada anggota baru juga dengan hati-hati.

6. Bentuklah kemampuan dasar. Kemampuan dasar ini berupa kemampuan berkomunikasi, penyelesaian konflik, penyelesaian masalah, saling memberi dan menerima feedback. Saya membuktikan bahwa tim yang memiliki kemampuan ini jauh lebih produktif dari yang tidak memilikinya. Kemampuan teknis hanya memberikan kontribusi separuh dari tingkat kesuksesan.
.
7. Periksalah keinginan. Apakah keinginan dan harapan anggota tim dan pemimpinnya bisa terkomunikasi dengan baik? Sebagai contoh apa yang orang harapkan dari kerjasama sebagai sebuah tim, yakni ekspresi, kretivitas, apa yang bisa diharapkan dari kontribusi mereka ? Instrumen yang baik untuk adalah dengan menerbitkan hal-hal apa saja yang menjadi target disertai dengan timelinenya.

8. Berikan penghargaan untuk bakat unik dan kontribusi. Setiap anggota membawa nilai pada tim dengan berbagai cara dan kemampuan. Luangkan waktu dalam setiap pertemuan untuk memberikan penghargaan pada satu atau dua anggota, namun juga pastikan setiap orang menerima kesempatan yang sama untuk meraihnya.

9. Bangunlah dialog dan hindari monolog. Tujuannya adalah untuk membangun interaksi dua arah, tukar ide dan membangun pandangan baru dalam komunikasi regular. Ajakalah anggota lain untuk memberikan alasan atau menjelaskan pendapat mereka tentang suatu situasi.

10. Bangunlah kekompakan tim. Awalnya Anda bisa mengadakan pertemuan yang membahas rencana atau hal-hal yang dapat dilakukan untuk membangun kebersamaan tim. Jenis kegiatannya bisa berupa kegiatan dalam kelas atau berupa kegiatan outdoor, bisa tiap 3 bulan sekali atau dua kali setahun. Pilihlah kegiatan-kegiatan yang memberikan kesan ceria dan pembelajaran.

11. Tertawa bersama. Tertawa adalah bahasa yang bisa dipahami semua orang. Bercanda bisa memperkuat ikatan dan mengurangi stress para anggota, juga dapat merangsang kreatifitas. Coba Anda lakukan beberapa hal ini : memulai pertemuan dengan canda yang cocok atau sebuah cerita lucu, atau tunjukkan sebuah klip lucu.

12. Rayakan. Adakanlah sebuah acara makan pagi yang sederhana atau sebuah makan siang bersama yang special sebagai rasa terima kasih pada tim. Putarkan sebuah musik dan hiasilah ruang makan Anda. Jangan lakukan ini setelah jam kerja berakhir karena masing-masing anggota punya tanggungjawab dan kewajiban sendiri-sendiri.

1 komentar: